• Jelajahi

    Copyright © Nuansa Mistis
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Berita Lainnya

    Sang Buruh Tani yang Kaya Mendadak, Nyawa Istri dan Tiga Anak Melayang

    Saturday, July 6, 2024, July 06, 2024 WIB Last Updated 2024-07-07T08:27:31Z
    masukkan script iklan disini
    ==>
    Foto: ilutrasi dikejar siluman.

    Nuansamistis.com - Di sebuah desa di Jawa Barat, hiduplah seorang buruh tani yang bernama Udin (nam samaran). Udin adalah sosok yang gigih dan rajin bekerja di sawah milik seorang tuan tanah kaya. Meskipun hidupnya sederhana, dia bahagia bersama istri tercintanya, Siti (samaran), dan ketiga anak mereka yang ceria.


    Namun, meski hidupnya terasa cukup, keinginan Udin untuk menjadi kaya mulai menghantuinya. Setiap hari, saat dia bekerja di sawah, pikirannya dipenuhi dengan keinginan untuk memiliki sawah sendiri dan mengendalikan hasil panen sepenuhnya. Dia mulai merasa bahwa menjadi buruh tani tidak akan membuatnya kaya, dan dia terus berpikir keras mencari jalan untuk mengubah nasibnya.


    Suatu hari, di tengah kegalauannya, Udin mendengar kabar tentang sebuah pesugihan yang konon bisa memberikan kekayaan berlimpah. Kabar itu menggoda impiannya untuk keluar dari hidup sederhana dan menjadi kaya mendadak. Tanpa pikir panjang, Udin memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut.


    Setelah mencari informasi dari tetangga dan bertanya ke sana kemari, Udin akhirnya menemukan lokasi pesugihan itu di sebuah kabupaten lain di Jawa Barat. Dia datang ke tempat itu dan menemui seorang kuncen yang terkenal sebagai penjaga pesugihan tersebut. Kuncen itu memberitahu bahwa pesugihan memang bisa dilakukan, tetapi ada syarat yang harus dipenuhi: Udin harus menyediakan tumbal.


    Foto: Ilustrasi petani

    Awalnya, Udin berharap tumbalnya bisa berupa hewan atau sesuatu yang tidak terlalu berharga. Namun, kuncen dengan tegas mengatakan bahwa tumbal yang diperlukan haruslah sesuatu yang bernyawa, dan dia menyarankan menggunakan ayam cemani sebagai gantinya. Meskipun ragu dan sedikit takut, pikiran Udin sudah terlalu fokus pada kekayaan yang dijanjikan pesugihan itu.


    Pada malam hari, Udin pergi ke lokasi pesugihan dengan hati yang berdebar-debar. Dia mengikuti setiap petunjuk dari kuncen dan melakukan ritual sesuai dengan yang diajarkan. Setelah mempersembahkan ayam cemani sebagai tumbal, Udin kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.


    Beberapa minggu berlalu, kekayaan mulai mengalir ke rumah Udin. Dia berhasil membeli sawah-sawah kecil dan rumah yang lebih baik. Kehidupannya berubah drastis menjadi lebih mapan. 


    Namun, setelah beberapa tahun berlalu kebahagiaan itu mulai menghilang. Siti, istrinya, tiba-tiba jatuh sakit parah tanpa sebab yang jelas. Meskipun berusaha mencari pengobatan di mana-mana, kondisi Siti semakin memburuk. Anak-anak mereka juga satu per satu jatuh sakit dengan gejala yang misterius.


    Udin merasa terpuruk dan panik. Dia menyadari bahwa semua ini mungkin adalah akibat dari pesugihan yang dilakukannya. Semua upaya untuk mencari bantuan dari dukun atau ahli spiritual tidak membuahkan hasil. Mereka mengatakan bahwa hanya sang penunggu pesugihan yang bisa mengakhiri kutukan ini.


    Dengan hati yang hancur dan penuh penyesalan, Udin kembali menemui kuncen pesugihan. Dia memohon dengan tulus agar kutukan ini dihapuskan dan kesehatan serta kebahagiaan keluarganya dikembalikan. Namun, kuncen hanya tersenyum sinis dan mengatakan bahwa konsekuensi dari pesugihan harus diterima dengan lapang dada.


    Pada akhirnya, Udin harus menerima kenyataan pahit bahwa ia telah kehilangan semua yang berarti dalam hidupnya. Siti, sang istri tercinta, dan ketiga anak mereka meninggal dunia akibat penyakit yang tak dapat diobati. Udin sendiri hidup dalam kesendirian dan penuh penyesalan.


    Penulis/Editor: Mustapid

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini