Ilustrasi ojek membawa penumpang wanita misterius. |
Nuansamistis.com - Sore itu, seperti biasa, saya pamit kepada istri untuk bergabung dengan sesama tukang ojek di prapatan yang menjadi pangkalan kami. Perkenalkan, nama saya Kandi. Sudah sekian lama saya berada di pangkalan ojek ini, tetapi malam itu belum ada satu pun penyewa jasa ojek yang datang.
Waktu terus berjalan hingga menunjukkan pukul 22.30 malam. Barulah terlihat seorang pejalan kaki menghampiri pangkalan ojek. Calon penumpang itu bertanya berapa ongkos untuk tujuan Pasirwaru. Setelah tawar-menawar, kami sepakat dengan harga yang saya tawarkan.
Singkat cerita, saya mengantar penumpang itu ke tujuannya. Setelah itu, saya kembali ke pangkalan ojek dengan motorku. Saat melewati jembatan irigasi di depan pemancingan Kampung Cikeuyeup, seorang perempuan memakai seragam karyawan menghentikan saya dan meminta diantar ke Kosambi.
"Kang, bisa nggak mengantarkan saya ke Kosambi?" pintanya. Saya mengiyakan dan mengajaknya naik. Sepanjang perjalanan, saya mencoba mengajaknya bicara untuk mengusir rasa dingin malam yang menusuk. Perjalanan terasa begitu lama setelah melewati Prapatan Sumurkondang.
"Emang nggak takut, Neng, jalan sendirian di tempat yang sunyi dan gelap?" tanyaku, merasa canggung sambil melajukan motorku. Perempuan itu menjawab sambil tangan kanannya menyentuh paha kanan saya. Katanya, dia janjian dengan temannya untuk dijemput di depan pemancingan.
"Tadinya saya janjian sama teman yang mau jemput di tempat tadi, tapi karena terlalu lama menunggu dan teman tak kunjung datang, saya putuskan untuk pulang saja, Bang," katanya.
Kami melanjutkan perjalanan tanpa obrolan lagi. Sesampainya di Prapatan Kosambi, saya baru menyadari bahwa penumpang yang ada di jok belakang sudah tidak ada. Saya terkejut dan takut, khawatir penumpang perempuan tersebut terjatuh di jalan. Dengan cemas, saya menelusuri jalan yang tadi kami lewati sampai ke Prapatan Sumurkondang, tetapi tidak ada tanda-tanda orang terjatuh.
Setelah kejadian itu, saya memutuskan untuk tidak lagi menjadi penarik ojek. Kini, saya berganti profesi menjadi upas di desa. Malam itu, pengalaman mengerikan dengan penumpang misterius tersebut mengubah hidup saya selamanya.
Jurnalis: Jhon Fikri